Anggota DPR Membela Warga
Penulis setelah membaca berita tersebut, ada rasa senang di hati, karena ada pihak luar/pihak ketiga yang berhasil mendengarkan suara warga sekitar Pasar Timah (warga jl. Suasa, jl. Kuningan, jl. Tembaga). Anggota DPRD komisi E (Urusan Kesejahteraan Rakyat) Brillian Moktar S.E., M.M bersedia membela warga, dan juga menyatakan ketidaksetujuannya pada revitalisasi Pasar Timah. [1] [tanggal berita 27 September 2013]
Di satu sisi, ini adalah berita baik bagi warga sekitar yang didepan rumahnya dijadikan tempat penampungan sementara. Walaupun begitu, Penulis juga sadar bahwa di sisi lain, para investor atau para pemilik kios yang telah membayar uang booking fee (jika ada) merasa dirugikan.
Dari sumber berita terdahulu penulis juga menemukan bahwa sebenarnya penolakan terhadap rencana revitalisasi Pasar Timah telah ada beberapa bulan yang lalu.[2] [tanggal berita 17 Juli 2013] Dari berita tersebut, didapati bahwa pedagang-pedagang telah menyuarakan suara penolakan rencana revitalisasi Pasar Timah kepada dua wakil rakyat, yaitu DPD RI asal Sumatera Utara Parlindungan Purba, SH, MM dan anggota DPRD Medan Dra. Lily, MBA, MH. Selain itu, anggota DPRD Dra. Lily, M.B.A, M.H. juga menyatakan “Surat keberatan yang diajukan pedagang dan warga, akan segera kami tindaklanjuti dengan stakeholder terkait, seperti PD Pasar kota Medan dan Pemko Medan serta DPRD Kota Medan”[3] [tanggal berita 17 Juli 2013]
Terkesan Sengaja Dipaksakan
Terlepas dari itu, penulis juga mendapati bahwa revitalisasi Pasar Timah hanya tinggal kelengkapan Administrasi[4] [tanggal berita 24 Agustus 2013]. Penulis merasa rencana revitalisasi Pasar Timah terkesan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan dalam kesempitan. Kenapa? aneh jika menurut Penulis. Lihat... Bahwa pada tanggal 17 Juli 2013 telah dilayangkan suara penolakan dari pedagang dan warga sekitar (yang didepan rumahnya dijadikan tempat penampungan), juga menurut Anggota DPRD Brillian Moktar S.E, M.M bahwa pasar Timah tidak masuk dalam prioritas revitalisasi pasar Timah, dan dibawah pasar Timah terdapat drainase besar -yang bila ditutup demi menjadi pondasi bangunan tingkat tiga- akan menimbulkan masalah drainase baru. Dari alasan-alasan tersebut seharusnya pasar Timah tidak direvitalisasi, tapi kenapa sampai sekarang pasar Timah tetap direvitalisasi dan tetap sesuai rencana awal? Menurut Penulis rencana revitalisasi ini terkesan dipaksakan, dan ada pihak-pihak tertentu yang memaksa sehingga akan menguntungkan mereka. Ini hanya dari analisa Penulis berdasarkan informasi yang ada.
Penulis bukan tidak setuju sama sekali dengan revitalisasi pasar tradisional, hanya saja penulis tidak setuju dengan cara mewujudkan revitalisasi tersebut. Anda dapat baca artikel Penulis terdahulu untuk dapat lebih memahami pikiran Penulis di Revitalisasi Pasar Tradisional, Menimbulkan atau Menyelesaikan Masalah?
Selain itu pada tanggal 11 September 2013, terdapat acara dialog bersama antara warga dengan pak Lurah. Pada acara dialog itu, Penulis juga hadir, dan ada hal yang ditangkap penulis. Yaitu, bahwa pak Lurah menyatakan bahwa dalam rencana revitalisasi ini, telah mempertimbangkan beberapa tempat penampungan yang mungkin. Dalam pernyataannya tempat yang dipertimbangkan adalah jl. Wahidin, Komplek Asia Mega Mas, jl. Asia, serta tiga jalan yang sekarang bermasalah (jl. Suasa, jl. Kuningan, jl. Tembaga). Namun, menurutnya semua tidak sesuai sehingga yang dipilih adalah tiga jalan (jl. Suasa, jl. Kuningan, jl. Tembaga). [Penulis tidak memiliki bukti konkret untuk menguatkan pernyataan Penulis, ini hanya berdasarkan ingatan]
Rasa Kejanggalan, Benar atau Tidak?
Yang aneh menurut Penulis adalah kenapa tidak di komplek Asia Mega Mas, di sana terdapat lahan kosong (yang sekarang ditumbuhi rumput-rumput liar dan pohon-pohon kecil) yang cukup luas dijadikan tempat penampungan. Penulis juga sadar bahwa lahan it pasti ada pemiliknya. Jadi, seharusnya pelaksana rencana revitalisasi pasar Timah bernegosiasi dengan pemilik tanah tersebut. Jikalau memang diperlukan biaya sewa, seharusnya itu tidak menjadi masalah, karena pemerintah kan ada anggarannya (kalau beralasan tidak ada anggaran, kenapa harus direvitalisasi sekarang? toh pasar Timah kondisinya tidak terlalu buruk seperti pasar Rame atau pasar yang lain). Jadi Penulis menjadi penasaran, apakah pelaksana rencana revitalisasi ini sengaja menghemat uang itu demi kepentingan sendiri atau ada maksud lain yang lebih baik?
Selain itu, dari sumber berita yang Penulis dapatkan, bahwa DPD RI asal Sumatera Utara Parlindungan Purba, SH, MM juga secara tidak langsung menyatakan ketidak-transparansi dalam pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional ini berpotensi menimbulkan masalah-masalah baru. Berikut kutipannya, "Apalagi saya dengar bahwa sosialisasi rencana revitalisasi pasar ini tidak dilakukan untuk para pedagang. Tentu hal tersebut berdampak dan berpotensi menyulut kemarahan serta menimbulkan kecurigaan di antara sesama pedagang. Hal semacam ini akan dapat merusak kondusifitas kota Medan umumnya dan kerukunan antar warga di sekitar Pasar Timah" tutur Parlindungan Purba. [5] [tanggal berita 17 Juli 2013]
Informasi yang dimiliki Penulis masih kurang, jauh dari cukup. Sehingga Penulis berusaha tidak mengambil kesimpulan akhir. Penulis hanya mengambil kesimpulan dari informasi yang ada dan tetap membuka pertanyaan-pertanyaan tak terjawab.
Kesimpulan
- Terdapat -minimal 3- wakil rakyat yang ingin mendengar suara rakyatnya
- Terkesan (walaupun belum pasti benar) ada unsur-unsur tidak baik dalam pelaksanaan rencana revitalisasi pasar tradisional, khususnya Pasar Timah
- Ketidak-matangan rencana revitalisasi pasar tradisional.
[1] http://www.analisadaily.com/mobile/pages/news/50453/pembuatan-lapak-relokasi-pasar-timah-ricuh-warga-nyaris-bentrok
[2] http://analisadaily.com/news/2013/32134/mayoritas-pedagang-tolak-rencana-revitalisasi-pasar-timah/?year=2013&id=32134&title=mayoritas-pedagang-tolak-rencana-revitalisasi-pasar-timah
[3] Ibid
[4] http://www.analisadaily.com/news/41214/pembangunan-pasar-timah-medan-menunggu-kelengkapan-administrasi
[5] http://analisadaily.com/news/2013/32134/mayoritas-pedagang-tolak-rencana-revitalisasi-pasar-timah/?year=2013&id=32134&title=mayoritas-pedagang-tolak-rencana-revitalisasi-pasar-timah
Keyword: Revitalisasi Pasar, Pasar Timah, Anggota DPR