Sunday, March 23, 2014

CopyCat Product? How Knows.. : Minute Maid vs Olaga Drink

Here I found some interesting when I went to Brastagi Supermarket (Medan at Jl Gatot Subroto).

Similar design of similar product. 
Minute Maid Pulpy Orange vs Olaga Drink Orange with Orange Pulp
Coca Cola Company                    PT. Olagafood

Below the picture of comparison. Similar isn't it.


The bottle design is similar, the most  distinct feature is the color of orange picture, one have darker color and another is lighter color, one have two half orange, another have one half orange. But still, if in a glance,  it is similar. Hahahaha....

Not just the design of bottle or color of the drink, even the composition and nutrition value are also almost similar. Here the picture.



This kind of things actually is not strange anymore in business. Competitor always try to follow lead product of market leader. Some competitor came up with better idea with better function that market leader's product. But Some competitor make similar product that may confuse consumer in remembering and choosing product.

I think sooner or later Minute Maid under Coca Cola Company may sue Olaga Food's Olaga Drink, because of similarity of design, and lack of differentiation feature (daya pembeda).

In Trade Law class,  ever discuss about this kind of things, like Lacoste vs. Crocodile case, Kopitiam case, Gaga 100 vs. Alhami 100, Mie Sedaap vs Supermi Sedaaap. I think all company that came up with existing similar product, have one purpose, which is they want to penetrate market and take away market leader's market share. Even I think it is such dishonorable tactic, yet it is prove to be quite effective to achieve the purpose.

So in this case, I believe Olagafood is really trying to penetrate market and make his own market share. The price for Minute Maid in Brastagi Supermarket when the picture taken is Rp. 6.750,- and Olaga Drink is promoted at penetrating price, Rp. 3.000,- (Buy one get one, so each worth Rp. 1.500,-). If checked at another supermaket that promoted Munite Maid, Munite Maid can be purchased at around Rp. $4.500,-. But still it is a veryyy wide difference.

Well, this kind of thing may confuse consumer and trick consumer to think similar product have similar quality. But at the other side, if the quality is same, consumer may be benefited of difference price.

At last, my advice as consumer, is..... be smart and sharp when shopping.

Monday, March 17, 2014

What Do I Feel? @MindCafe

Welcome back to my What Do I Feel series, which talk about experience I got in my live. Experiences talked in this series mainly from go out with friend or something interesting I saw or tried on my own.

Mind Cafe, Located : @CenterPoint Plaza, Medan, Jl. Jawa. at the right side of lower ground entrance. (entrance that accessed from lower ground parking lot to Lotte Mart).

I got this MindCafe from one of my friend recommendation, that she said that this cafe have many board game to play with friends in group. That make this cafe good for hang out, gathering with friend have chit chat and have fun in board game.

MindCafe also can be found at Jl. Dr. Mansyur Medan. The exact location : don't know, I never get my foot there.

MindCafe CenterPoint have relatively small space compare to several cafe in CenterPoint such as Opal Coffee. eventhough have small space, when I visited, there was many customer.

The service is -well- satisfactory, the waiter/waitress have fast response. Serving time consumed also considered as normal (about 10 minute).

The games available all is board game, from played by 2 persons to 8 person, from 10 minute to 60 minute to finished. The games that I saw (exclude the one that taken by other customer) are Sequence, Lost of City, Monopoly, Abalone, Ticket to Ride, Chicken Cha Cha, etc. (one of the game is not english so I can identified the name).

@MindCafe CenterPoint
In cafe, the food and drink always be mandatory to be review (even a little bit).

Here What I order for myself:
1. Ayam Boemboe Rujak (Main)
2. Banana Split (Dessert)
3. Prince of Wales (Drink)

From Ayam Boemboe Rujak, Well from the name as you can guess, it taste might be same as rujak. Since it had been a long time ag, the last time I ate rujak, I almost forgot how rujak taste like. But I know and surely remember is Rujak is spicy, some is very hot. And this one, Ayam Boemboe Rujak out of my expectation, it is cannot be considered as spicy (for who used to ate spicy food -and I cannot ate spicy food- LOL :D).  The chicken it self is being roasted, but not roasted to dry and hard to chew. The main point of Ayam Boemboe Rujak is the "Boemboe" (the small cup at the left) not the "Ayam". I can't describe the taste more detailed because I am not culinary master. But the taste is not really salty, a -very- bit spicy.
Ayam Boemboe Rujak @MindCafe
Next is Prince of Wales, Prince of Wales is a tea, bit plain flavor tea, it was served to me with a caramel, the taste of the caramel is not much different with common warung's teh manis. So I decided to not add caramel in. The is plain not bitter, just plain, but like water. It have tea's aroma and tea taste (if you ever try, buy tea leaves and boiled with water until the color darkened, drink it without add any sugar then the taste is like that). And the color is not very dark, instead it is yellowish. (Sorry I forgot to take the picture).

Well, all from all, I quite enjoy here, the thing that I don't like is less of private spot. Well I like to be alone when I need time and space to coll down my head. Anyway, I hope you go there and try it yourself. It is not bad, I assure you.

Enjoy to Express Yourself!!!




Seni Manajemen : Kepimpinan

Saya ingin berbagi ide yang muncul di kepala saya setelah saya membaca sebuah kisah. Topik ini bertujuan untuk membuka pemikiran kita, membawa sesuatu yang kita yakini menjadi sebuah pertanyaan. Please enjoy the reading!

Berikut satu cerita yang sangat bagus, yang saya baca dari buku karya, Michael C. Tang " Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik". Berikut ceritanya :

Disiplin Diri

          Suatu hari ketika pasukannya sedang melewati landang gandum, Cao Cao mengeluarkan perintah bahwa siapa pun yang merusak tanaman akan dihukum mati. Semua prajurit turun dari kuda dan berjalan. Tetapi kudanya sendiri berlari menuju ladang dan menyebabkan kerusakan parah pada tanaman gandum. Cao memanggil petugas hukumnya untuk menghukumnya. Tetapi sebuah pasukan tidak dapat maju tanpa komandan kepala. 
          "Saya yag membuat peraturan" kata Cao. "Jika saya tidak dihukum, bagaimana saya mengharapkan yang lain mengikuti saya?"
          Dia memotong rambutnya dengan pedangnya sebagai hukuman atas dirinya sendiri dan dipertontonkan di depan prajurit-prajuritnya, sebagai simbol kepalanya.

dikutip sepenuhnya sesuai dengan buku versi bahasa Indonesia pada halaman 201.

          Makna dari cerita diatas sangatlah jelas, bahwa seorang pemimpin perlu menjadi contoh panutan bagi pengikutnya. Ketika selesai membaca kisah ini, saya teringat dengan berbagai permasalahan kepimpinan.
           Indonesia sebagai negara, seperti yang banyak mengetahuinya bahwa tidak sedikit pemimpin baik itu pemimpin tingkat daerah atau tingkat pusat, ketika masih berkampanye dalam pemilu, selalu mengumbar janji-janji dan segala perencanaan yang akan dilakukan. Namun ketika berhasil dipilih, tidak sedikit diantara janji-janji yang digembar-gemborkan sebelumnya, dilupakan begitu saja.
          Mari ke contoh yang lebih kecil, yaitu perusahaan. Saya teringat dengan pengalaman ketika saya masih bekerja diperusahaan. Di perusahaan tersebut, biaya yang bersifat pribadi tidak diizinkan untuk diklaim ke biaya perusahaan. Seperti biaya makan siang, biaya bahan bakar kendaraan. Yang saya lihat, peraturan itu hanya berlaku bagi karyawan, sementara sang direktur (sekaligus pemilik perusahaan) setiap datang ke kantor (sang direktur tidak bertempat tetap di Medan) melayangkan klaim biaya makan siangnya dan biaya bahan bakar kendaraan pribadinya.
          Menurut saya, itu adalah hal kecil yang kurang pantas dilakukan. Walaupun dari sisi dang direktur mungkin menganggap bahwa dia berkerja demi perusahaan siang dan malam, sehingga dia pantas melakukan klaim biaya itu. Perlu dipahami bahwa, siapa yang peduli alasan dia, karyawan dapat diibaratkan prajurit. Mereka percaya dan meyakini apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka rasakan, bukan apa yang mereka pikirkan.
          Selain itu, sang direktur setiap datang ke kantor, tidak pernah sesuai dengan jam masuk kantor yaitu 8.30 pagi. Terkadang jam 10an pagi atau setelah siang. Terlepas dari alasan dia, bahwa dia sibuk dengan pekerjaan lain di kantor yang lain. Itu juga bukan suatu contoh yang baik. Karyawan akan selalu merasa iri dengan sang direktur, dan merasakan adanya ketidakadilan.
          Pemimpin yang dapat turun dan menjalankan peraturan dengan disiplin bersama dengan bawahannya, akan mendapat rasa hormat dan segan dari bawahannya. Bawahannya akan merasa bahwa dia bukan seorang diri dalam ketidaknyamanan. Bawahan akan setia kepada pemimpinnya baik dimasa yang sulit sekalipun. Bawahannya bahkan dapat siap mengorbankan harta pribadi dan waktu yang dimilikinya demi pemimpinnya dan perusahaan. Berikut kutipan dari buku yang sama :
          Seorang jendral yang bagus seharusnya mampu memberi komando sejumlah prajurit seperti memberi komando kepada satu orang. Dia sering mengobrol dengan prajuritnya untuk menciptakan rasa saling percaya. Ketika jenderal memperlakukan prajuritnya seperti anaknya sendiri, mereka akan berada disekelilingnya kemana pun pun dia pergi, meskipun dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Pada saat yang sama, dia harus menjalankan otoritasnya dan selalu konsisten. Dia dapat dimusuhi tentaranya jika dia menghukum mereka sebelum mereka mendapat kesempatan untuk mengenalnya dan membangun rasa percaya kepadanya. Hal ini mengacu kepada ketidaksetiaan. (halaman 137 versi bahasa Indonesia)
          Lalu anda bertanya, "apanya yang tidak adil, direktur punya tanggung jawab yang lebih besar, dan punya pekerjaan yang lebih sulit dan banyak, jadi dia berhak mendapat perlakukan yang istimewa." Ya, di satu sisi, saya pribadi setuju dengan pernyataan itu namun di sisi lain, bahwa direktur pada posisinya, kalau dia berhasil dalam tugasnya dia mendapat penghargaan, reward, bonus, dan hadiah lainnya yang jauh lebih banyak daripada karyawannya. Dan jika perusahaan sukses dia yang dikenal banyak orang, bukan karyawan yang dikenal. Jadi dia sudah mendapat imbal hasil sesuai dengan bobot beban kerjanya. Sehingga, menurut saya pribadi, tidaklah benar jika dia mendapat pengecualian. Menurut saya pribadi, tidak ada pengecualian bagi pembentukan kedisiplinan dan budaya organisasi yang baik, terlepas apapun posisi dan seberapa penting posisi anda.
          Contoh lebih kecil adalah keluarga. Saya rasa tidak perlu memberi banyak contoh dalam keluarga, karena saya yakin anda juga pasti pernah merasakan yang namanya ketidakadilan dalam keluarga. Orang tua yang semena-mena, dengan alasan bahwa orangtua yang menafkahi anak, orang tua yang membesarkan anak atau alasan lainnya. Menurut saya, seorang anak berhak mendapat kebebasan dan hak seperti orang tuanya. Tidak benar seorang anak harus terikat sepenuhnya seperti apa pun keinginan orangtuanya. Seorang anak tidak mengharapkan dirinya lahir di dunia, orangtua-lah yang berdasarkan keinginan pribadi mereka, menginginkan lahir seorang anak. Jadi sudah sewajarnya, orang tua bertanggungjawab atas keinginan pribadi mereka. Semua orang berhak atas kebebasan, hak dan kewajiban yang adil dan setimpal.
          Memimpin sebuah organisasi atau perusahaan, sama repotnya dengan memimpin sebuah negara, dan sama repotnya memimpin sebuah keluarga. Karena komponen inti dari kepimpinan adalah manusia.

Sekian dari topik kali ini. Semua pendapat diatas adalah pendapat pribadi, dan atas asas kebebasan berpendapat. Penggunaan yang tidak benar sehingga menjadi dasar alasan tindakan yang merusak adalah sepenuhnya tanggungjawab sang pengguna.

"Karena komponen inti dari kepimpinan adalah Manusia"

Wednesday, March 12, 2014

My Creation : Tugas Akhir D3

Here I publish my work, Tugas Akhir D3, the final assignment as requirement to get title 'Ahli Madya' in College of Technology (D-3 in Indonesia).

This Tugas  Akhir  is similar to Undergraduate Minithesis. The title is "Analisa Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT di PT Gramedia Asri media Medan"

I publish this with the purpose, as reference to anyone who want to complete his/her Undergraduate Minithesis with similar topic to mine.

I only publish Several part which are
  • Cover and References
  • Table of Content
  • Chapter One
  • Chapter Two
  • Chapter Three
  • Chapter Five
  • Appendix (raw data removed)
I put my file in Dropbox. (If the link isnot work let me know)
Here the link to download.:
I hope no one plagiat my work, no copypaste. This work is protected by copyright law in Indonesia.